TEKNIK PENGUMPULAN DATA TAFSIR PENDIDIKAN

INSRUMEN DAN

TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas pada

mata kuliah "Tafsir Pendidikan"


 

Di susun oleh :

Muhammad Romdloni

Nur Laili Mahmudah

Muhammad Ihwanuddin


 


 

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

STAIN PONOROGO

2008


 

BAB I

PENDAHULUAN


 

  1. Latar Belakang Masalah

    Sejak awal timbulnya keinginan untuk meneliti, calon peneliti harus mempunyai gambaran mengenai variable yang akan diteliti sekaligus alat apa yang akan digunakan sebagai pengumpul data penelitiannya.

    Dengan gambaran yang dimilikinya itu di dalam langkah penyusun proposal penelitaian, calon peneliti sudah harus dapat menuliskan apa saja instrumen penelitian yang akan dituliskan yang secara tentatif akan digunakan sebagai pengumpul data.

    Betapa pentingnya data dimaksudkan adalah penekanan juga betapa penting instrumen pengumpul data agar peneliti memperoleh data yang betul-betul baik memenuhi harapan. Jika insrumen yang disiapkan tidak atau kurang baik maka data yang diperoleh mustahil baik. Karena instrumen pengumpulan data adalah alat untuk mengukur berkualitas tidaknya sebuah data maka kedudukan instrumen menjadi sesuatu yang sangat penting.


 

  1. Rumusan Masalah
    1. Apakah instrumen pengumpulan data itu?
    2. Bagaimana kedudukan instrumen pengumpulan data dalam penelitian?
    3. Apa sajakah teknik-teknik pengumpulan data itu?
    4. apakah pengertian valid dan reabilitas?


 

INSTRUMENT

DAN TEKNIK PENGUMPULAN DATA


 

  1. Instrumen Pengumpulan Data

    Instrumen pengumpulan data pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya.

    Instrumen pengumpulan data adalah cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Instumen sebagi alat bantu dalam menggunakan methode pengumpulan data merupakan sarana yang dapat diwujudkan dalam benda, misalnya angket (daftar isian), perangkat tes, pedoman wawancara, pedoman observasi, skala dan sebaginya.

    Instrumen penelitian merupakan sesuatu yang amat penting dan strategi kedudukannya didalam keseluruhan kegiatan penelitian. Dengan instrumen akan diperoleh data yang merupakan bahan penting untuk menjawab permasalahan, mencari sesuatu yang akan digunakan untuk mencapi tujuan, dan untuk membuktikan hipotesis (jika akan membuktikan hipotesis). Kualitas instrumen akan menentukan kualitas data yang terkumpul.


     

    Langkah-langkah dalam menyusun instrumen penelitian.

    menyusun instumen penelitian dapt dilakukan peneliti jika peneliti telah memahami betul penelitiannya. Pemahaman terhadap variabel atau hubungan antar variabel merupakan modal penting bagi peneliti agar dapat menjabarkan menjadi sub variabel, indikator, deskriptor dan butir-butir instrumennya.

    Ada bebrapa langkah umum yang bisa ditempuh dalam menyusun instrumen penelitian. Langkah-langkah tersebut adalah:

    1. Analisis variabel penelitian, yakni mengkaji variabel menjadi sub penelitian sejelas-jelasnya, sehingga indikator tersebut bisa diukur dan menghasilkan data yang diinginkan peneliti. Dalam membuat indikator variable, peneliti dapat menggunakan teori atau konsep-konsep yang ada dalam pengetahuan ilmiah yang berkenaan dengan variabel tersebut, atau menggunakan fakta empiris berdasarkan pengamatan lapangan.


     

    1. Menetapkan jenis instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel/subvariabel/indikator-indikatornya. Satu variabel mungkin bisa diukur oleh atau jenis instrumen, bisa pula lebih dari satu instrumen.
    2. Setelah ditetapkan jenis instumennya, peneliti menyusun kisi-kisi atau lay out instrumen. Kisi-kisi ini berisi lingkup materi pertanyaan, abilitas yang diukur, jenis pertanyaan, banyak pertanyaan, waktu yang dibutuhkan. Materi atau lingkup materi pertanyaan didasarkan pada indikator varibel. Artinya, setiap indikator akan menghasilkan akan menghailkan beberapa luas lingkup isi pertanyaan, serta abilitas yang diukurnya. Abilitas dimaksudkan adalah kemampuan yang diharapkan dari subjek yang diteliti. Misalnya kalau diukur prestasi belajar, maka abilitas prestasi tersebut dilihat dari kemampuan subjek dalam hal pengenalan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, evaluasi. Atau bila diukur sikap seseorang, maka lingkup abilitas sikap kita bedakan aspek kognisi, afeksi, dan konasinya.
    3. Berdasarkan kisi-kisi tersebut lalu peneliti menyusun item dan pertanyaan sesuai dengan jenis instrumen dan jumlah yang telah ditetapkan dalam kisi-kisi. Jumlah pertanyaan bisa dibuat lebih dari yang ditetapkan sebagai item cadangan. Setiap item yang dibuat peneliti harus sudah punya gambaran jawaban yang diharapkan. Artinya, prakiraan jawaban yang betul/diinginkan harus dibuat peneliti.
    4. Instumen yang sudah dibuat sebaiknya diuji coba digunakan untuk revisi instrumen, misalnya membuang instumen yang tidak perlu, menggantinya dengan item yang baru, atau perbaikan isi dan redaksi/bahasannya.

      Langkah umum diatas sekedar petunjuk untuk memudahkan peneliti sehingga instumen penelitian tidak dibuat asal jadi.


       

  2. Kedudukan instrumen pengumpulan data dalam penelitian

    Pokok utama yang menentukan segalanya didalam penelitian adalah permasalahan atau problematika. Permasalahan tersebut merupakan pancingan bagi dirumuskannya tujuan penelitian dan hipotesis. Untuk menjawab problematika, mencapai tujuan dan membuktikan hipotesis, diperlukan data.

    Dengan data peneliti dapat :

    1. menjawab problematika
    2. mencapai tujuannya
    3. membuktikan hipotesisnya

    Maksud dari betapa pentingnya data, menekankan juga betapa pentingnya instrumen pengumpulan data agar peneliti dapat memperoleh data yang benar-benar baik. Kualitas data akan ditentukan oleh intrumen yang digunakan.


 

  1. Teknik pengumpulan data

    Penelitian di samping perlu menggunakan methode yang tepat, juga perlu memilih teknik dan alat pengumpulan data yang relevan. Penggunaan teknik dan alat pengumpul data yang tepat memungkinkan diperolehnya data yang objektif. Teknik-teknik penelitian untuk mengumpulkan data diantaranya adalah:

  2. Teknik Observasi

    Observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian. Pengamatan dan pencatatan yang dilakukan terhadap objek ditempat terjadi atau berlangsungnya, sehingga obervasi berada bersama objek yang diselidiki disebut observasi langsung. Sedangkan observasi tidak langsung adalah pengamtan yang dilakukan tidak pada saat berlangsungnya suatu peristiwa yang diselidiki, misalnya peristiwa tersebut diamati melalui film, rangkaian slide, atau rangkaian photo.


     


     

        

  1. Teknik Komunikasi

    Teknik komunikasi adalah cara mengumpulkan data melalui kontak atau hubungan pribadi antara pengumpul data dengan sumber data.

    Dalam pelaksanaannya dapat dibedakan kedalam:

    1. Teknik komunikasi langsung : yaitu teknik pengumpulan data dengan mempergunakan interviu sebagai alatnya.
    2. Teknik komunikasi tidak langsung : yaitu teknik pengumpulan data dengan mempergunakan angket atau kuesioner sebagai alatnya.

    Macam-macam teknik komunikasi antara lain:

    1. Intervieu

    Adalah alat pengumpul informasi dengan cara mengajukan sejumlah pertanyaaan secara lisan untuk dijawab secara lisan pula. Ciri utama dari interviu kontak langsung dengan tatap muka antara pencari informasi (interviewer) dan sumber informsi (interviewee) untuk memperoleh informasi yang tepat dan objektif. Setiap interviewer harus mampu menciptakan hubungan baik dengan interviewee atau responden atau mengadakan raport ialah suatu situasi psikologis yang menunjukkan bahwa responden bersedia bekerja sama, bersedia menjawab pertanyaan dan memberi informasi sesuai dengan pikiran dan memberi informasi sesuai dengan pikiran dan keadaan sebenarnya.

    Interviu dapat dibedakan yaitu :

    1. Interviu Berstruktur.

      Dalam interviu berstruktur, pertanyaan dan alternatif jawaban yang diberikan kepada interviewee telah ditetapkan terlebih dahulu. Keuntungan pendekatan ini adalah bahwa pendekatan ini telah dibakukan. Karena itu, jawaban dapat dengan mudah dikelompokkan dan dianalisa.

    2. Interviu Tak Berstruktur

      Interviu ini lebih bersifat informal. Pertanyaan-pertanyaan tentang pandangan hidup, sikap keyakinan subjek, atau tentang keterangan lainnya dapat diajukan secara bebas kepada subjek.


       

    1. Angket atau Kuesioner

      Kuesioner suatu alat pengumpul informasi dengan cara menyampaikan sejumlah pertanyaan tertulis untuk menjawab pertanyaan tertulis untuk menjawab secara tertulis pula oleh responden.kuosioner seperti halnya interviu, dimaksudkan untuk memperoleh informasi tentang diri responden atu informasi tentang orang lain.macam-macamnya:

      1. Kuesioner berstruktur

        Kuesioner ini disebut juga kuesioner tertutup, berisi pertanyaan-pertanyaan yang disertai sejumlah alternatif jawaban terikat pada sejumlah kemungkinan jawaban yang sudah disediakan.

        1. Kuesiner tak berstruktur.

          Kuesioner ini disebut juga kuesioner terbuka, dimana jawaban responden terhadap setiap pertanyaan kuesioner, bentuk ini dapat diberikan secara bebas menurut pendapat sendiri.

          1. Kuesioner kombinasi berstruktur dan tak berstruktur

            Sesuai dengan namanya, maka pertanyaan ini di satu pihak memberi alternatif jawaban yang harus dipilih di lain pihak memberi kebebasan bagi responden untuk menjawab secara bebas lanjutan dari jawaban pertanyaan sebelumnya.

        2. Kuesioner semi terbuka

          Kueioner ini memberi kebebasan kemungkinan menjawab selain dari alternatif jawaban yang sudah tersedia.

  2. Teknik Pengukuran

    Alat pengumpul data berikutnya yang bermaksud mengumpulkan data yang bersifat kuantitatif adalah teknik pengukuran. Alat-alat pengukuran tersebut diantaranya:

    1. Tes

      Tes ialah seperangkat rangsangan stimulun yang diberikan kepada seseorang dengan maksud untuk mendapat jawaban yang dapat dijadikan dasar bagi penetapan skor angka.persyaratan pokok bagi tes adalah falidasi dan reliabilitasi.

    Jenis tes yang sering digunakan sebagai alat pengukur:

    1. Tes lisan, yaitu berupa sejumlah pertanyaan yang diajukan secara lisan tentang aspek-aspek yang ingin diketahui keadaannya dari jawaban yang diberikan secara lisan pula.
    2. Tes tertulis, yaitu sejumlah pertanyaan yang diajukan secara tertulis tentang aspek-aspek yang ingin diketahui keadaannya dari jawaban yang diberikan secara tertulis pula. Tes tertulis ini dibedakan dalam dua bentuk:
      1. Tes essey (essay tes) yaitu tes yang menghendaki agar testee memberi jawaban dalam bentuk uraian atau kalimat-kalimat yang disusun sendiri.
      2. Tes objektif adalah suatu tes yang tersusun dimana setiap pertanyaan tes disediakan alternatif jawaban yang dapat dipilih. Tes objektif diberi kedalam beberapa bentuk:
        1. Tes betul salah (true false items)
        2. Tes pilihan ganda (multiple choice items)
        3. Tes menjodohkan (maching items)
        4. Tes melengkapi (completion items)
        5. Tes jawaban singkat (short answer items)

    Dilihat dari tingkatanya tes dapat di klasifikasikan menjadi dua tes baku dan tes buatan peneliti sendiri. Tes baku adalah tes yang di publikasikan dan telah disiapkan oleh para ahli secara cermat sehingga norma-norma perbandingan, validasi, reabilitas dan pertunjuk pemberian skornya telah diuji dan disiapkan. Tes buatan sendiri, agar dapat dipergunakan sebagai alat pengukuran perlu diperhatikan beberapa hal:

    1. Tes harus valid

      Tes disebut valid apabila tes tersebut benar-benar dapat mengungkapkan aspek-aspek yang diselidiki secara tepat, dengan kata lain harus memiliki tingkat ketepatan yang tinggi dalam mengungkapkan aspek-aspek yang hendak diukur.

    2. Tes harus realibel

      Tes dikatakan reliabel apabila tes tersebut mampu memberikan hasil yang relatif tetap apabila dilakukan secara berulang pada kelompok individu yaang sama. Dengan kata lain tes ini memiliki tingkat ketepatan yang tinggi dalam mengungkap aspek-aspek yang hendak diukur.


       


       


       

    3. Tes harus objektif

      Tes dikatan objektif apabila dalam memberikan nilai kuantitatif terhadap jawaban, unsur subjektifitas penilaian tidak ikut mempengaruhi.

    4. Tes bersifat diagnostik

      Tes bersifat diagnostik apabila tes memiliki daya pembeda dalam arti mampu memilah-milah individu yang memiliki kemampuan yang tinggi sampai dengan angka yang terendah dalam aspek yang diungkap.

    5. Tes harus efisien

      Tes yang efisien yaitu tes yang mudah cara membuatnya dan mudah pula penilaiannya.


       

    1. Daftar infentori kepribadian

      Daftar ini dimaksudkan untuk mendapatkan ukuran kepribadian dari objek penelitian. Dalam daftar inventor para subjek di beri bermacam-macam pertanyaan yang menggambarkan pola-pola tingkah laku, mereka diminta untuk menunjukkan apakah tiap-tiap pernyataan itu merupkan ciri tingkah laku mereka dengan jalan memberi tanda cek pada jawaban ya, tidak, atau tidak tahu. Skor dihitung dengan jalan menunjukkan jawaban yang sesuai dengan sifat yang diukur oleh peneliti.

    2. Teknik proyeksi

      Teknik proyeksi adalah ukuran yang dilakukan dengan meminta seseorang memberikan respon kepada suatu stimulus yang bermakna ganda atau yang tak tersusun, teknik ini disebut proyeksi karena seseorang diharapkan memproyeksikan kebutuhan, keinginan, ketakutan, kecemasannya sendiri dalam stimulus tersebut. Peneliti kemudian, menyusun suatu gambaran menyeluruh tentang kepribadian orang tersebut berdasarkan penafsiran dan tanggapan subjek terhadap stimulus. Teknik proyeksi banyak digunakan oleh para ahli jiwa ilmu klinis untuk mempelajari dan menetapkan diagnosa orang yang mendapat gangguan emosional.


       

    3. Skala

      Skala menunjukkan instrumen pengumpulan data yang bentuknya seperti daftar daftar cocok tetapi alternatif yang disediakan merupkan seuatu yng berjenjang.

      Contoh: peneliti ingin mengungkapkan bagaiman seseorang mempunyai sesuatu kebiasaan. Alternatif yang diajukan berupa frekuensi orang tersebut dalam melakukan sesuatu kegiatan. Gradasi frekuensi dibagi atas: "selalu", "sering", "jarang", tidak "pernah".

      Skala yang dikemukakan likert dan dikenal dengan skala liker ini biasanya menggunakan lima tingkatan. Tenu saja peneliti dapat membuat variabel dengan menyingkat menjadi 3 tingkatan:

      Selalu    -    kadang-kadang    -    tidak pernah

      Baik    -    cukup            -    jelek

      Besar    -    sedang            -    dekat

      Jauh    -    cukup            -    dekat

      Dan dapat pula memperbesar rentang menjadi lima tingkatan:

      selalu    - sering – sering - sering – jarang - jarang sekali

      baik sekali - baik - cukup - jelek - jelek sekali

      pemilihan alternatif diserahkan pada keinginan dan kepentingan peneliti yang menciptakan instrumen tersebut.

  3. Teknik dokumenter

    Cara mengumpulkan data melalui peninggalan tertulis, seperti arsip-arsip dan termasuk juga buku-buku tentang pendapat, teori, dalil atau hukum-hukum, dan lain-lain yang berhubungan dengan masalah penelitian disebut teknik dokumenter atau studi dokumenter. Dalam penelitian kualittif teknik ini merupkan alat pengumpul data yang utama karena pembuktian hipotesisnya yang diajukan secara logis dan rasional melalui pendapat, teori dan hukum-hukum yang diterima, baik mendukung maupun yang menolong hipotesis tersebut.

  4. alat pengumpul data harus Reliabel dan Valid
    1. Reliabel

      Reliabel lebih mudah dimengerti dengan memperhatikan tiga aspek dari suatu alat ukur, yaitu: (1) kemantapan, (2) ketepatan, (3) homogenitas.

      Suatu instrumen dikatakan mantap apabila daam mengukur sesuatu berulang kali, dengan syarat bahwa kondisi saat pengukuran tidak berubah, di dalam pengertin mantap realibilitas mengandung makna "dapat diandalkan". Ketepatan,menunjukkan bahwa instumen yang tepat/benar dalam mengukur dari sesuatu yang diukur. Instrumen yang tepat adalah instrumen diman pernyataannya jelas mudah dimengerti dan rinci. Pertnyaan yang tepat, menjamin juga interpretsi tetap sama dari responden yang lain, dan dari waktu yang satu kewaktu yang lain. Homogenitas, menunjukkan kepada instrumen yang mempunyai kaitan erat stu sama lain dalam unsur-unsur dasarnya. Misalnya, untuk mengetahui tingkat partisipasi seorang petani di pedesaan, maka kepadanya diungkap; sering tidaknya mengikuti pertemuan di pedesaan, ambil bagian dalam kerja bakti, hubungan dengan sesamanya, dan sebagainya.

    2. Validasi

      Validitas sangat penting karena tanpa instrumen yang valid data atau hasil penelitian akan menghasilkan kesimpulan yang bias. Validitas mengacu pada pengertian seberapa jauh instrumen yang di buat dapat mengukur apa yang dimaksudkan untuk diukur.

      Validitas berarti suatu penilaian terhadap kesesuaian suatu ukuran untuk menginfer secara khusus variabel yang tidak dapat diukur secara langsung.

      Validitas berkait dengan penggunaan konsep untuk situasi tertentu, validitas disini tergantung pada karkteristik tujuan, populasi, dan lingkungan dimana insrtumen tersebut digunakan.


 


 


 


 

Kesimpulan

  1. Instrumen pengumpulan data adalah cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Instumen sebagi alat bantu dalam menggunakan methode pengumpulan data merupakan sarana yang dapat diwujudkan dalam benda, misalnya angket (daftar isian), perangkat tes, pedoman wawancara, pedoman observasi, skala dan sebaginya
  2. Dengan data peneliti dapat :

    (1) menjawab problematika

    (2) mencapai tujuannya

    (3)membuktikan hipotesisnya

  3. teknik-tekni dalam teknik pengumpulan data :
    1. teknik observasi
    2. teknik komunikasi
    3. teknik pengukuran
    4. teknik dokumenter
  4. Reliabel lebih mudah dimengerti dengan memperhatikan tiga aspek dari suatu alat ukur, yaitu: (1) kemantapan, (2) ketepatan, (3) homogenitas.

    Validitas mengacu pada pengertian seberapa jauh instrumen yang di buat dapat mengukur apa yang dimaksudkan untuk diukur.


     


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 

REFERENSI


 

Margono, S. Methodologi penelitian pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta, 2003


 

Raj muhammad teguh. Methodologi penelitian ekonomi. Jakarta: Raja Grafindo persada, 2001


 

Arikunto, suharsimi. Manajemen penelitian. Jakarta: Rineka Cipta, 2003


 

Nana Sudjana, dan Ibrahim. Penelitian dan Penilaian Pendidikan (Bandung: Sinar Baru), 99


 


 

Comments