Jadi Orang Kaya Itu Susah 2
Saya lanjutkan tulisan saya sebelumnya mengapa susah menjadi kaya. 20% dari manusia menguasai 80% kekayaan, sedangkan 80% manusia lainnya hanya menguasai 20% dari kekayaan yang ada. Ada apa ini? Apakah memang takdir seseorang untuk kaya, atau ada faktor-faktor lain yang menyebabkan kita susah menjadi kaya? Ya, sebenarnya Tuhan ingin semua orang kaya, tapi hanya sedikit yang benar-benar menginginkan kaya dan berusaha untuk kaya. Selain 2 hal yang telah saya tuliskan sebelumnya, ada beberapa faktor yang menyebabkan kita susah menjadi kaya, antara lain :
3. Mengikuti Mainstream Umum
Dalam potitik terdapat demokrasi, yaitu pendapat umum yang mengikuti mainstream umum dari masyarakat terhadap suatu isu. Tetapi kalau anda ingin kaya, justru sebaliknya, jangan selalu mengikuti mainstream umum. Mainstream umum masyarakat adalah sekolah tinggi-tinggi, mendapat pekerjaan yang baik, dapat gaji yang tinggi. Tetapi sebagaimana saya bahas sebelumnya mengenai kaya, maka kita tidak akan bisa kaya dengan cara ini. Anda dapat kaya kalau anda sedikit demi sedikit mengalihkan sumber penghasilan anda kepada bisnis dan investasi (kuadran kanan). Dan percaya atau tidak, apabila anda melakukan ini, maka anda adalah seorang pelawan arus, seorang pemberontak yang melawan mainstream umum, terutama kalau anda bukan dari keluarga pebisnis atau investor.
Demikian juga dalam investasi, sudah jamak dikenal nasehat Warren Buffet bahwa ‘Takutlah ketika yang lain serakah, dan serakahlah ketika yang lain takut’ , dan ini memang saya rasakan benar. Kitapun masih dibayang-bayangi awan kelabu rontoknya dunia investasi yang dimulai dengan kasus subprime mortgage di USA sana. Saya masih ingat, beberapa tahun sebelum 2007, investasi bersinar dan mencetak gain yang luar biasa untuk investor. Rata2 investasi saham di BEJ waktu itu diatas 50%/tahun. Perseorangan maupun berbagai institusi keuangan berlomba memutar uangnya di pasar uang dan modal, dengan mainstream umum investasi sangat menguntungkan. Banyak yang akhirnya melupakan kalkulasi resiko investasi. Saat itu saya juga agak heran, karena Warren Buffet mulai menjual beberapa sahamnya yang mencetak keuntungan luar biasa,contohnya PetroChina. Ada apa ini? ternyata terjawab dengan ambruknya secara tiba-tiba personal maupun institusi investasi di seluruh dunia karena terkena krisis Subprime Mortgage. Tiga-empat bulan lalu, ketika saham sedang rontok-rontoknya, sebenarnya nasehat Warren Buffet berlaku lagi, secara umum orang takut-takut untuk membeli saham, setelah sampai bottomnya, saham mental naik (bullish) dan sekarang sudah tembus lagi di 1900an, atau mencetak gain sekitar 80%an, luar biasa.
Masih ingatkah anda penanam lombok, tomat dan penanam cengkeh? Ya pada saat bisnis lombok dan cengkeh booming, orang berbondong-bondong untuk membuka ladang lombok dan cengkeh, tidak lama kemudian ketika lombok, tomat, dan cengkeh lesu, rontoklah semuanya secara bersama-sama, dalam bisnis dan investasi, kita harus berfikir terbalik dan berbeda, selalu mencari celah yang orang lain tidak melihatnya dan mencari sesuatu yang membedakan bisnis kita dengan yang lain. Inilah strategi diverensiasi yang harus dilakukan agar mampu bertahan dari gelombang persaingan yang semakin tajam.
Bagaimana menurut anda?
betul Gan!!!!!!!!!! pusing W.mo jd karywn, tar tua baru"kaya".mo bisni,kagk da modal. ke t4 pesugihan tkut dosa.psing 7 keliling pokoknya deh......
ReplyDeletemkasih info nya
ReplyDelete